Mengenal Maqam
09/06/2017
Tarawih hari ini saya dijak oleh Mba Aini (teman pengajar Rumah TahfidzQu) untuk sholat di masjid Al-Azhar, kampus ITS Manyar. Imam tarawih dan ceramah hari ini disi oleh Muzammil Hasballah. Awalnya sempat ragu ingin ikut, karena pasti akan sangat ramai, penuh, gak nyaman lah pokoknya. Emang dasarnya aja gak suka ramai. Hahaha. Pada akhirnya tetap ikut juga walaupun masih ¾ hati. Tapi ternyata ada hal yang bisa diambil dari langkah ¾ hati ini.
Kata orang bacaan Muzammil itu bagus. Tapi kenapa pas diimami aku merasa biasa saja ya. Sampai aku bertanya pada temanku,
Hami : Ai, nilai orang itu bagus suaranya gimana sih ? Perasaan kok sama aja ya kayak yang lain (murotal, beberapa imam masjid yang bacaannya mrip Muzaammil).
Aini : Tajwidnya, lagunya mba.
Hami : Ooo gitu, ya ya ya (still feeling biasa aja).
Hingga sampai pada saat Muzammil
memberikan ceramah. Ceramahnya bercerita tentang lagu-lagu yang digunakan untuk
membaca Al-Quran, maqam. Ada delapan maqam dengan karakteristiknya
masing-masing. Maqam kurdi, nahawand, ajam, hijaz, bayyati, shoba, sika, dan
rost.
Maqam kurdi dan maqam nahawand mempunyai karakter lagu yang melow. Maqam ajam (berasal dr luar arab) mempunyai karakter yang gembira. Maqam hijaz mempunyai karakter lagu yang sedih, nuansa ke arab-araban, pdang pasir, kesan mistis menakutkan, dan menyeramkan. Maqam bayyati buat senandung nasyid juga biasanya. Maqam shoba adalah irama dengan karaketer lagu yang paling sedih, ketakutan, airmata penyesalan.
Maqam sika digunakan juga pada
nasyid, maqamnya para pujangga. Lagu tholaal badru (lagu yang digunakan untuk
menyambut Nabi Muhammad) menggunakan maqam sika. Dan yang terakhir adalah maqam
rost. Karakter maqam rost ini mirip maqam ajam, senang, bahagia. Namun maqam
rost memiliki irama yang lebih tegas, maqam hijaz lebih lembut. Wow !
Biasanya irama dengan karekter yang
menakutkan digunakan untuk membaca ayat-ayat berupa peringatan. Sedangkan irama
dengan karakter bahagia biasanya digunakan untuk membaca ayat-ayat yang membawa
kabar gembira.
Seketika aku ter-amaze amaze. Dan
tiba-tiba aku jadi kepikaran dulu waktu drama/pidato/musikalisasi puisi.
Didalamnya ada berbagai macam irama dan intonasi sesuai dengan teks pastinya.
Ada marah, mengobarkan semangat, mengerikan, senang, bingung, dsb. Wow,
subhanAllah masyaAllah, ternyata dibalik semua irama maqam itu punya makna,
punya karakternya masing-masing. Indah nian. Ini juga bisa menjadi salah satu
cara untuk menggapai kekhusyuan dalam sholat. Karena dengan kita tau irama
bacaan imam, kita juga bisa lebih menghayati ayat tersebut. Walaupun belum
paham maknanya. Tapi ini aku tetap gak belajar-belajar. Haha.
Posting Komentar