3 Orang yang Terjebak di dalam Gua
14/11/2021
Buku : Riyadus Shalihin 1
Bab : Ikhlas dan Urgensi Niat
Kisah
Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Khaththab ra.
berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Tiga orang dari kaum sebelum
kalian berjalan-jalan hingga mereka bermalam di sebuah gua. (Tiba-tiba), sebuah
batu besar jatuh dari gunung, dan menutup pintu gua. Mereka berkata, “Tidak
akan ada yang mampu menyelamatkan kita dari batu besar ini, kecuali jika kita
berdoa kepada Allah dengan amal baik kita.”
Orang pertama berkata, “Ya Allah, aku memiliki dua orang tua
yang sudah lanjut usia. Aku tidak pernah mendahulukan keluarga atau budak untuk
minum susu (di sore hari) sebelum mereka berdua, Pada suatu hari, aku terlalu
jauh mencari pepohonan (kayu bakar) hingga aku tidak pulang kecuali keduanya
sudah tidur. Lalu, aku memerah susu untuk mereka, tapi mereka sudah tidur.
Aku tidak ingin membangunkan mereka, tapi aku juga tidak
ingin memberikan susu itu kepada keluargaku (anak dan istri) atau budak. Gelas
itu tetap di tanganku menanti kedua orang tuaku bangun hingga fajar terbit.
Padahal, anak-anak menjerit kelaparan di kakiku. Keduanya (ayah dan ibu) bangun
lalu meminum air susu itu. Ya Allah, jika perbuatanku itu untuk mencari
keridhaan-Mu, maka singkirkanlah batu ini.” Batu itu pun bergeser, namun mereka
belum bisa keluar. Laki-laki yang lain berkata, “Ya Allah, sesungguhnya, aku
mempunyai sepupu wanita yang sangat aku cintai.” Di dalam riwayat lain
disebutkan, “Aku sangat mencintainya, sebagaimana seorang laki-laki mencintai
seorang wanita. Aku menginginkan dirinya (ingin menggaulinya), namun dia selalu
menolak. Ketika ia ditimpa paceklik, ia datang meminta bantuan kepadaku. Aku
memberinya 120 dinar dengan syarat dia mau menyerahkan dirinya untukku. Dia pun
setuju. Ketika aku sudah menguasainya...” Di dalam riwayat lain disebutkan,
“Ketika aku bersiap untuk menggaulinya, ia berkata, “Bertakwalah kepada Allah
dan jangan kamu pecahkan tutup kecuali dengan cara yang sah. Maka aku
meninggalkannya, padahal dia adalah orang yang paling aku cintai. Emas (dinar)
yang kuberikan kepadanya tidak aku ambil lagi. Ya Allah, jika perbuatanku itu
untuk mencari keridhaan-Mu, maka berilah kami jalan keluar dari cobaan ini.”
Batu itu pun bergeser, namun mereka belum juga bisa keluar.
Laki-laki ketiga berkata, “Ya Allah, aku mempunyai sejumlah
buruh. Aku berikan gaji mereka, kecuali satu orang. Ia pergi (begitu saja) dan
tidak mengambil gajinya. Lalu, aku kembangkan gajinya itu, hingga menjadi
banyak. Beberapa tahun kemudian, ia datang kepadaku seraya berkata, “Tuan,
berikan gajiku (yang dulu). Aku berkata, “Semua yang kamu lihat: unta, sapi,
kambing, dan budak, adalah gajimu.'
‘Tuan, Anda jangan menghinaku.'
‘Aku tidak menghinamu.'
Lalu ia mengambil seluruhnya. Ia menggiring seluruh ternak
itu dan tidak meninggalkan satu pun.
Ya Allah, jika perbuatanku itu untuk mencari keridhaan-Mu,
maka berikan kepada kami jalan keluar dari cobaan ini.” Batu itu pun bergeser
Dan mereka bertiga bisa keluar.” (Muttafaq 'alaih)
Pelajaran-Pelajaran Hadits
- Anjuran untuk berdoa di waktu susah dan senang, dengan menggunakan amal shalih sebagai perantara.
- Anjuran untuk tawassul dengan amal shalih.
- Berbuat baik kepada kedua orang tua, dan mendahulukan mereka daripada anak dan istri adalah perilaku yang sangat baik.
- Anjuran untuk menjauhi perkara yang dilarang, terutama ketika mampu menjauhinya untuk mendapatkan ridha Allah.
- Memenuhi janji, bisa memegang amanah, dan tidak mempersulit urusan dalam bisnis adalah perilaku yang sangat baik.
- Doa yang didasari keikhlasan dan kesungguhan serta menjadikan amal shalih sebagai pengantar, pasti terkabul.
- Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat amal shalih.
Posting Komentar