04/01/2022
Bismillahirrahmanirrahim… Mungkin
kali ini bukan saja belajar bersyukur, tapi juga belajar sabar. Ketika diri
masih tidak sabaran menunggu kapan Nusaibah bisa lepas selang, kapan
laringomalasianya sembuh, kapan Nusaibah bisa mulai makan lewat mulut… Disaat
itu pula aku dipertemukan dengan anak-anak yang secara tidak langsung
menyampaikan padaku untuk bersabar.
Di ruang tunggu fisioterapi aku
bertemu dengan seorang anak bernama Nayra dan Ezra. Keduanya CP (Cerebal
Palsy). Nayra sedang terapi berdiri. Kami bertemu saat aku sedang menunggu dan
Nayra sedang menunggu dijemput ayahnya. Mendengar suara nafas Nusaibah ibunya
langsung bercerita kalau Nayra dulu juga seperti Nusaibah. Dan ketika tes
kemampuan menelan terlihat amandelnya membesar, katanya anak CP memang
amandelnya membesar, dokter memutuskan untuk mengambil amandelnya.
Alhamdulillah ketika sudah diambil amandelnya suaranya berkurang. Nayra operasi
amandel ketika umur empat tahun. Sampai sekarang Nayra masih pakai selang.
Ibunya bilang kalau laringnya masih proses penguatan sampai sekarang.
Seketika tersentil juga aku
mendengarnya. Aku yang tidak sabaran menanti kapan Nusaibah bisa lepas selang.
Mengutuk-ngutuk kenapa masih collapse laringnya. Hey! Nayra masih pakai selang
juga kok, sabar menunggu laringnya kuat. No problem Hami. Laringnya Nusaibah
masih collapse. Sabar, ikhtiarkan yang terbaik.
Masih ditempat yang sama ada Ezra
datang. Kami berdua masuk berbarengan. Beda terapis. Ezra berumur lebih tua
dibanding Nusaibah. Karena ketika aku lihat, Ezra sedang diterapi berdiri.
Sontak ketika aku perhatikan, bentuk kaki Ezra lurus seperti orang balet.
Ketika diterapi berdiri, ditekukkan oleh terapis bisa seperti biasa. Tapi kalau
sudah, kembali lagi menjadi lurus. Ya Allah… Pelajaran apa lagi ini.
Sabar… Sabar… Allah bersama
hamba-Nya yang sabar. Kok lama-lama main ke rumah sakit jadi seseru itu ya.
Haha.
Posting Komentar