Lintasan Pikiran 5

Daftar Isi

 02/01/2022

  1. Mau cerita tentang Pak Pujo, dokter tulang pertama yang menangani kaki pengkor Nusaibah. Penanganan awal, kaki pengkor digips memosisikan kaki agar lurus seperti normal. Tidak pengkor, bengkok. Setelah itu baru digunakan sepatu koreksi untuk mempertahankan posisi kaki agar tidak balik seperti semula. Nanti, insyaAllah, akan ada cerita tersendiri tentang perjalanan kaki pengkor Nusaibah. Sangat menakjubkan sekali melihat kaki bengkok yang kemudian setelah digips empat kali sudah menjadi normal. Selintas pikiran ku berbicara, Ya Allah mulia banget ya dokter itu. Pahalanya banyak banget ya. Terbayang pahala jika nanti kaki Nusaibah sudah bisa jalan dan digunakan untuk banyak hal-hal kebaikan. Belum lagi jika banyak orang mengikuti kebaikan Nusaibah karena kakinya. Sungguh tak terbayangkan pahala yang akan terus mengalir bak air bah. Itu baru dari satu pasien bernama Nusaibah. Belum lagi pasien-pasien mu yang lain Dok. Jazakumullah kepada semua dokter yang sudah berusaha maksimal untuk memperbaiki fungsi hidup Nusaibah sampai detik ini dan kedepannya. Semoga Allah balas dengan kebaikan yang berlipat ganda.  
  2. Waktu itu Nusaibah sedang rawat inap karena demam, sesak, dan diare. Jadi dipasanglah infus ditangan kanannya. Karena Nusaibah tidak bisa diam infusannya dipakaikan papan dan diplester mengelilingi jari dan pergelangan tangannya. Supaya tidak lepas dan bisa masuk cairan infusnya. Suatu ketika jari tengahnya bergerak dan melipat kedalam. Namun hanya aku hiraukan, berpikir toh nanti bisa balik lagi kalau dilepas. Toh Nusaibah juga nyaman. Hari-hari berlalu sampai akhirnya kami diizinkan untuk pulang. Semua administrasi sudah selesai dan tinggallah melepas infusnya. Kagetnya, jari yang kemarin melengkung tetatp melengkung. Tidak otomatis balik. Suster pun memberitahu agar kami sering kasih mainan agar jarinya kembali seperti semula. Tiba-tiba langsung terpikir sesuatu.  Pernah tidak mendengar kalau saat anak-anak itu semua mudah dibentuk. Prilaku, karakter, kebiasaan, apapun itu. Jari tengah itu meyakinkan ku kembali akan hal itu. Bahwa anak ibarat kertas putih yang sangat mudah sekali diwarnai oleh apa pun tergantung kita. Keinget juga kaki pengkornya yanga dengan gips bisa ke posisi semula. Iya seperti itu mungkin ya mudahnya semua hal baik terbentuk saat anak.  
  3. Ngomongin tentang Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS), tidak pernah terpikir oleh ku untuk menggunakannya. Karena biasanya bapak dan ibu menggunakan asuransi lain untuk kesehatan kami jika bisa ditanggung. Disamping itu, selalu saja hal negatif yang terdengar tentang BPJS ketika aku mulai mau mempertimbangkan menggunakannya. Katanya pakai BPJS itu ngurusinnya ribet harus mondar mandir sana sini sebelum sampai ke rumah sakit yang kita tuju. Apalagi pernah aku mendengar cerita seorang pengguna BPJS, dia bercerita kalau iuran BPJS berhenti kalau sudah mati. Jadi kalau kita termasuk orang yang jarang sakit secara hitung-hitungan duniawi rugi ya. Kita gak sakit tapi masih tetap harus bayar iuran perbulan. Belum lagi ada kebutuhan yang lain. Hehe. Terdengar juga, yang masih katanya, pelayanannya yang lama dan tidak memuaskan intinya ya. Lalu tibalah saat Nusaibah lahir yang membuat kami memutuskan memakai BPJS dengan pandangan baru. Ibaratnya, sudah ikhlas pakai BPJS dengan segala tantangannya. Sudah bertanya sana sini dan sekaligus atas saran dokter agar kami menggunakan BPJS. Sebab Nusaibah masih perlu banyak pemeriksaan detail terkait sindromnya. Selain itu ada pendapat ibu juga yang membuat aku semakin mantap menggunakan BPJS. “Bu gimana ini? Pakai BPJS aja ya”, tanya ku. Dan jawabannya membuat aku shock, “Iya udah gak papa, itung-itung infaq.” Oh iya ya, kenapa gak kepikiran itu! Batinku.
      Ketika login ke aplikasinya pun diingatkan kembali, ‘Menyetujui bahwa iuran yang dibayarkan sebagai hibah dan tidak dikembalikan sekalipun belum mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan dan iuran tersebut sudah diikhlaskan untuk mnolong peserta lain yang membutuhkan sebagai bentuk gotong-royong.’ -Aplikasi JKN mobile Semakin mantap hati ini pakai BPJS. Semakin ringan dalam segala prosesnya. Semoga yang mengelola uangnya amanah agar semua yang terkait tidak terdzolimi. Aamin YRA. Jazakumullah kepada seluruh pengguna BPJS, semoga pahala dan rezeki selalu mengalir.  
  4. Otak ku pernah berpikir dan tiba-tiba berbicara kepadaku saat tau hasil pemeriksaan kromosom Nusaibah dan teman-temannya. Walaupun Nusaibah dan teman-temannya punya sindrom yang sama tapi pengurangan bagian kromosomnya bisa beda. Dan ini yang menyebabkan gejala yang terjadi pada seorang anak sindrom alfi akan berbeda satu dengan yang lainnya. Otak ku bilang, jangan-jangan semua manusia kromosomnya tidak ada yang sempurna? Jadi keinget dokternya bilang kalau penyebab sindorm bisa jadi karena salah satu kromosom orang tua ada yang unbalance. Tapi karena ketemu dan cocok sama kromosom yang lain jadi balance, normal lagi gitu kromosomnya. Ngomong apa ya aku? Hmm... Jika Allah mengambil sedikit saja nikmat paling dasar, DNA, dari sebuah penciptaan manusia saja sudah amburadul segala fungsi tubuh lainnya. Lalu apa yang membuat diri ini tidak bersyukur atas segala nikmat yang sudah Allah berikan? Aduh, ku menangis... membayangkan...~

Posting Komentar